CNBTV.CO.ID – BALIKPAPAN – Kabar dugaan adanya monopoli kerja sama media di Perusahaan Umum Daerah (Perumda) Tirta Manuntung Balikpapan yang diduga dilakukan oleh oknum tertentu di Perumda Tirta Manuntung Balikpapan (PTMB) atau yang lebih dikenal dengan sebutan PDAM Balikpapan, mendapat perhatian dari Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kota Balikpapan, Kalimantan Timur.
Wakil Ketua 1 DPRD Kota Balikpapan, Budiono mengaku prihatin jika dugaan monopoli kerja sama media yang dilakukan oleh oknum tertentu di PTMB atau PDAM Balikpapan tersebut benar-benar terjadi.
“Ya, kalau hal itu benar terjadi dan diduga dilakukan oleh oknum-oknum tertentu di PDAM, saya sangat prihatin sekali,” kata Budiono, ditemui awak media di Kantor DPRD Jalan Jenderal Sudirman Balikpapan, Senin (29/04/2024).
Budiono menjelaskan, pengelola keuangan di PDAM itu masuk pada BUMD (Badan Usaha Milik Daerah), DPRD Kota Balikpapan tentunya tidak bisa masuk terlalu detail ke sana.
“Tapi secara kesetaraan, ini kan tidak boleh pakai satu media (kerja sama media di PDAM Balikpapan, red). Karena kan kita melihatnya nanti, jangan-jangan arahnya untuk menaikkan atau membranding karena tidak ada pemberitaan yang balance ini antara media satu dan lainnya,” jelas Budiono.
Pihaknya mengakui jika PTMB atau PDAM Balikpapan secara keuangan pengelolaannya memang mandiri. Tapi sebaiknya kalau memang untuk pemberitaan, lanjut politisi Partai Demokrasi Indonesia (PDI) Perjuangan ini, PDAM harus menggunakan beberapa vendor yang dipakai, bukan satu.
“Kalau dilakukan secara monopoli, saya pikir ya gak bagus lah karena kan banyak media Balikpapan ini yang banyak menyampaikan berita-berita update terpercaya dan followers-nya juga banyak,” ujar Budiono.
“Jangan dianggap nanti seperti buzzer, satu perusahaan mempunyai berbagai macam media. Itu kan nanti dianggap, kita curiga ini jangan-jangan buzzer ini,” tandasnya.
Seperti diketahui, Asosiasi Media Siber Indonesia (AMSI) Kalimantan Timur (Kaltim) mengecam adanya dugaan oknum di Perumda (Perusahaan Umum Daerah) Tirta Manuntung Balikpapan (PTMB) atau PDAM Balikpapan, melakukan ternak media.
Kecaman tersebut disampaikan Ketua AMSI Kaltim menyusul ditemukannya 12 media online mencurigakan, merilis berita pada 25 April 2024, dengan judul “Dirut PDAM Tirta Manuntung Balikpapan: Perbaikan Pipa Distribusi di Depan Waroeng Steak MT Haryono Selesai.”
Sebelumnya dalam situs resmi tirtamanuntung, merilis “Terjadi Kebocoran Pipa Transmisi Air Baku di: Jl. MT Haryono, Balikpapan Selatan,” pada Senin (22/04/2024) lalu.
Kondisi ini, menurut Ahmad Yani, menciderai ekosistem media di Kaltim khususnya, saat ini tengah dibangun, untuk menjalankan bisnis yang sehat, termasuk menciderai profesi jurnalis.
“Bagaimana mungkin satu perusahaan dapat membawahi 10 portal/web, dengan satu nama pemilik. Disinyalir ada kejahatan didalamnya,” kata Ahmad Yani, belum lama ini.
Ahmad Yani menjelaskan, bilamana media tersebut berkontrak dengan Perumda PTMB, dapat digolongkan monopoli usaha. Pihak KPPU (Komisi Pengawas Persaingan Usaha) dapat melakukan pengawasan terhadap masalah tersebut.
Dirinya meminta Pemerintah Kota (Pemkot) Balikpapan sebagai KPM (Kuasa Pemilik Modal) menindaklanjuti hasil temuan AMSI Kaltim ini. Begitu juga DPRD Balikpapan menjalankan tugasnya, sebagai lembaga pengawas penggunaan anggaran dari Pemerintah.
“Kami khawatir adanya dugaan oknum tertentu memainkan peran, dan mengambil keuntungan, yang dapat merugikan Perumda PTMB,” ujar Yani, sapaan akrabnya.
Sementara itu, Tenaga Ahli Hubungan Masyarakat (Humas) Perumda PTMB, Adelina saat dikonfirmasi mengaku tidak mengetahui adanya dugaan monopoli media di Perumda PTMB, yang saat ini ramai diberitakan oleh sejumlah media siber di Balikpapan.
“Ya jadi gini. Kemarin itu yang soal berita, yang saya juga sempat dikirimi, sebenarnya dari kita gak ada. Seperti yang teman-teman ketahui semua, kalau kerja sama media selama ini memang seperti itu aja,” kata Adelina.
Menurutnya, kemarin itu pihaknya tidak ada bekerja sama dengan media-media yang telah diasumsikan tersebut. Jadi, yang pihaknya tahu dan seperti biasa setiap wartawan yang konfirmasi bahwa ada pemberitaan, pihaknya tinggal memberikan link Instagram saja.
“Jadi pemberitaan dan segala macam itu bisa dilihat rilisnya dari Instagram kami. Nah mengenai publisnya dari mana ke siapa itu kami gak tahu,” tukas Adelina.
“Jadi kalau yang kontrak selama ini, teman-teman semua aman saja kan. Makanya saya juga bingung mau ditanya, aku juga bingung jawabnya karena memang kita hanya memberikan informasi yang apa adanya,” ungkapnya.
Siapa pun, lanjut Adelina, bisa mengambil kutipan yang dari Instagram itu. Pihaknya juga mengaku tidak ada membuat pres rilis secara formal, karena itu terkait pekerjaan biasa saja.
Saat ditanya terkait adanya dugaan oknum yang melakukan monopoli kerja sama media, Adelina mengaku tidak mengetahuinya.
“Kalau misalnya terkait seperti apa yang diasumsikan, gak ngerti, perusahaan apa, juga gak tahu,” tegasnya.
“Yang jelas begini, untuk teman-teman ketahui bahwa kita tidak ada kerja sama, selain kerja sama yang selama ini sudah terjalin,” tutup Adelina.