CNBTV.CO.ID –Balikpapan – Operasional Bus Balikpapan City Trans (BCT) masih menimbulkan gejolak, bahkan, pada Jumat (23/8/2024) kemarin, sejumlah sopir angkot telah melakukan aksi di depan kantor Balai Kota, dan meminta agar BCT tidak beroperasi untuk selamanya.
Menyikapi hal itu, Kepala Dinas Perhubungan (Dishub) Balikpapan, Adwar Skenda Putra mengatakan, para sopir angkot menginginkan Bus BCT berhenti total dan angkot saja yang beroperasional sambil memperbaiki diri.
“Selama ini memperbaiki diri gimana. Sistem transportasi ini kan butuh aman, nyaman, tertib berkeselamatan lalu lintas. Izin kir, izin trayek tidak punya dan keluhan banyak dari masyarakat. Ditambah ada beberapa supir dari luar daerah, sehingga penumpang khawatir,” ucap Edo sapaan akrabnya saat dihubungi media, Jumat (23/8/2024) kemarin.
Ia menerangkan, bahwa masyarakat bebas untuk memilih transportasi. Ketika BCT tidak beroperasi, kebanyakan masyarakat beralih ke kendaraan publik.
“Kami sudah survei orang-orang naik bus, rata-rata mereka ingin mencoba karena masih gratis. Kalaupun ada tujuan pasti akan naik angkot,” akunya.
Menurutnya, koridor yang dibuat ini akses yang sering digunakan kendaraan pribadi, hal ini untuk mengurangi beban jalur kota.
“Kalau demo begini citra angkot juga makin buruk. Bagaimana mau ditambah trayek kalau mereka tidak terima,” paparnya.
Sebagai tindaklanjutnya, pihaknya akan kembali diskusi di level pimpinan dan mencari jalan terbaik. Karena tawaran subsidi, penambahan trayek dan penataan angkot semua ditolak.
Bahkan kata mereka (angkot) mau urus izin kir dan trayek, tetapi sampai saat ini baru satu kendaraan yang daftar.
Pemerintah Kota (Pemkot) sudah cukup bijaksana memberi dispensasi pemutihan kir dan trayek sesuai ketentuan, ditambah ada rencana bantuan subsidi khusus pada trayek baru.
“Karena angkot kewenangan kota, maka solusi dari Pemkot. Dan kami sudah tiga kali tawarkan solusi semua ditolak. Dan ini pertemuan keempat, mereka teyap minta BCT dihentikan,” ungkapnya.
Ditempat terpisah, Supir Angkot Trayek Nomor 6, Pendi menyampaikan, kehadiran BCT berdampak signifikan pada penghasilan yang diperoleh. Sebelumnya masih bisa bawa pulang uang minimal sebesar Rp50 ribu plus bensin.
“Tetapi karena ada BCT, penghasilan turun drastis,” tambahnya.
Kedatangannya, kata dia, untuk meminta keputusan dari walikota, karena sebelumnya Dishub mengatakan BCT tidak beroperasi lagi, tapi kenyataannya masih beroperasi.
Bayangkan setiap koridor yang berjarak 500 meter dilalui Bus BCT sehingga angkot tidak mempunyai kesempatan mendapatkan penumpang.
“Angkot masih mumpuni. Jadi BCT jangan operasi di Balikpapan,” tegasnya