CNBTV.CO.ID – BALIKPAPAN – Operasi pasar gas melon atau elpiji subsidi 3 Kg yang digelar Pertamina Patra Niaga Regional Kalimantan Timur melalui agen resminya di tiap-tiap kelurahan di Balikpapan, mendapat sorotan dari anggota DPRD Balikpapan.
Apalagi, elpiji subsidi 3 Kg yang disalurkan melalui operasi pasar tersebut semangatnya diperuntukkan bagi warga kurang mampu alias warga miskin. Kenyataannya, justru warga mampu dan pelaku usaha yang ikut antre mendapatkan gas melon tersebut.
Anggota DPRD Balikpapan dari Partai Keadilan Sejahtera (PKS) Dra. Hj Wahidah mengatakan, elpiji subsidi 3 Kg itu diperuntukkan bagi gakin (keluarga miskin), sedangkan gakin di Balikpapan ada datanya. Begitu pula data gakin di masing-masing RT (Rukun Tetangga) di Balikpapan.
“Sekiranya kita konsisten bahwa gas elpiji 3 Kg untuk gakin, maka insyaallah tidak akan terjadi demikian (kelangkaan, red),” kata Wahidah kepada kabargupas.com saat memberikan tanggapannya melalui pesan singkat WhatsApp, Rabu (19/07/2023).
Wahidah menjelaskan, dari Rancangan Peraturan Daerah (Raperda) Kota Balikpapan tentang Pertanggungjawaban Pelaksanaan APBD tahun 2022, pada halaman 32 disebutkan bahwa jumlah penduduk miskin di Balikpapan pada tahun 2022 itu hanya 15,83 ribu jiwa saja. Itu turun 2,7 ribu orang dari tahun 2021 lalu.
“Adapun garis kemiskinan di Balikpapan tahun 2022 itu sebesar Rp 728.208 pendapatan perbulannya. Jadi kalau memiliki 3 anggota rumah tangga, maka pendapatan minimal mereka Rp 2.164.624 agar dikatakan tidak miskin,” kata Wahidah.
Yang antre elpiji subsidi 3 Kg itu, ujar Wahidah, apakah penghasilannya dibawah Rp 2 juta semua. Kalau diatas Rp 2.164.624 itu, menurut Wakil Rakyat dari Daerah Pemilihan (Dapil) Balikpapan Kota ini, mereka tidak dikatakan gakin.
“Berartikam mereka tidak berhak menerima gas yang seperti itu. Ini kalau kita melihat ke asal muasalnya. Jadi gak ribut operasi pasar ini aja. Operasi pasar elpiji aja. Nanti seolah-olah yang menyiapin jadinya lagi berjasa,” tutupnya.
