CNBTV.CO.ID
Balikpapan – Lembaga pemasyarakatan kelas IIA Balikpapan mengembangkan budi daya udang vaname yang memiliki nilai ekonomis. Pembudidayaan ini melibatkan warga binaan pemasyarakatan (WBP) setempat, sebagai bekal untuk mandiri setelah menyelesaikan masa hukumannya.
Selama ini masih ada stigma dimana lapas dan rutan, sebagai tempat yang menyeramkan karena dihuni para pelaku kejahatan, yang tengah menjalani hukuman.
Namun kesan ini, tidak terjadi di lapas kelas IIA Balikpapan, dimana ditempat ini WBP diberikan pengetahuan dan keterampilan yang nantinya bisa digunakan setelah menyelesaikan masa hukuman.
Salah satunya dengan mengembangkan budidaya udang vaname yang memiliki nilai ekspor ekonomi tinggi dan tahan terhadap krisis dan pandemi seperti saat ini, bahkan keuntungannya hingga 250 persen.
Biaya operasionalnya untuk satu kilogram budidaya udang vaname hanya sekitar Rp 40 ribu dan rata-rata dijual sekitar Rp 80 ribu hingga Rp 120 ribu.untuk yang dibekukan R p80 ribu sampai Rp 90 ribu sedang kan yang masih hidup Rp 120 ribu.
Salah satu binaan lembaga pemasyarakatan (lapas) kelas IIA Balikpapan Herman berharap, setelah bebas bisa menjadi nelayan budidaya udang vaname. Selain itu, ia juga mendapatkan keterampilan untuk membudidayakan lobster, ikan bandeng, ikan lele dan ikan nila yang dikelola lapas Balikpapan.
Kasubsi bina kerja lapas kelas IIA Balikpapan Setyo Jatiatmoko mengatakan, selama ini budidaya udang vanamen dibantu tiga warga binaan salah satunya sudah bebas. Sehingga harapannya, bisa memanfaatkan ilmu yang didapat. Namun hasil panen budidaya udang vaname lapas Balikpapan hanya dijual ke restauran terdekat, karena hasil panen hanya sekitar 100-200 kilogram, dan budidayanya hanya 3 kolam bundar.
Namun sayangnya, tidak banyak yang tertarik membudidaya udang vaname di Kota Balikpapan. Karena informasinya hanya ada dua yang mengembangkan yakni balai pertanian dan lapas Balikpapan. Padahal Balikpapan wilayah pesisir harusnya bisa dimanfaatkan.
