CNBTV.CO.ID – Balikpapan – Mengantisipasi kelangkaan elpiji 3 Kg yang sebelumnya dirasakan masyarakat Balikpapan, Dinas Perdagangan (Disdag) Kota Balikpapan meningkatkan kerja sama dengan Pertamina Patra Niaga dalam pengendalian distribusi elpiji 3 Kg.
“Kuota elpiji 3 Kg kita di tahun 2022 sebanyak 19.938 metrik ton. Nah di tahun 2023 itu sebanyak 18.266 metrik ton. Jadi kita memang kekurangan 4,5 persen atau 873 metrik ton. Saya sudah komunikasi dengan Pertamina Patra Niaga yang mengatakan sudah alasannya distribusi langsung ke rumah tangga. Saya pikir ada benarnya juga,” papar Kepala Disdag Kota Balikpapan Haemusri Umar, pada Senin (1/8/2023).
Menurutnya saat ini warga dengan pendapatan menengah dan kecil sudah menggunakan elpiji 3 Kg, bahkan Pemkot Balikpapan punya database di bagian ekonomi Pemkot Balikpapan.
“Alhamdulillah sekarang sudah normal. Nah ke depan saya bilang sama Pertamina hanya mengatur distribusi, pemerintah terkait dengan data,” sebutnya.
Menurutnya pendataan itu sudah bisa diterapkan pada penyaluran solar bersubsidi, maka dipastikan data untuk penerima manfaat elpiji 3 Kg juga bisa dibuatkan datanya oleh pemerintah.
“Misalnya jatah warga di Balikpapan 4 kali dalam satu bulan, maka itu saja jatahnya. Tukar ganti ke agen yang ada. Jadi tidak bisa double. Maka tabung elpiji 3 Kg yang beradar di mana-mana bisa ditarik dengan menggunakan aplikasi itu. Pertamina lagi membangun sistem itu, saya gaungkan juga,” katanya.
Ia menyebut meski saat ini banyak pelaku usaha mikro yang tumbuh, namun mereka harus mendaftar dan divalidasi Pertamina maupun Pemkot Balikpapan.
“Sekarang teman-teman sedang turun ke lapangan. Seberapa persen tingkat kerja sama kelurahan dan kecamatan dengan pelaku usaha mikro,” tukasnya.
Ia menyebut akan meningkatkan Koordinasi antara Pertamina Patra Niaga dengan Dinas Perdagangan, kelurahan dan kecamatan, yang harus sinergi terkait dengan pendataan. Karena yang tahu warga miskin adalah kelurahan.
Ia mengimbau pengguna elpiji 3 Kg untuk melakukan pendaftaran ke kelurahan sebagai pengguna gas bersubsidi.
“Sementara para pelaku usaha kita harapkan menggunakan gas 12 kilogram karena memang komersial. Silakan menggunakan itu dan jangan menggunakan elpiji 3 Kg. Masyarakat mampu harus peduli dan berbagi terkait penggunaan gas,” pungkasnya.