Kasus Dugaan Pencabulan di Lembaga Pendidikan Muncul, Korban Diduga Lebih Tiga Anak

  • Bagikan

CNBTV.CO.ID

Balikpapan – Lembaga pendidikan kembali tercoreng, dengan adanya kasus dugaan pencabulan terhadap anak di bawah umur.

Kasus tidak mengenakan tersebut datang dari wilayah Balikpapan Utara. Bahkan, dari informasi yang dihimpun media ini korbannya lebih dari tiga orang.

Penelusuran terhadap kebenaran kasus tersebut pun dilakukan wartawan CNBTV. Di temui di kantornya Kepala Unit Pelaksana Teknis Daerah Perlindungan Perempuan dan Anak (UPTD PPA) Kota Balikpapan, Esti Santi Pratiwi telah menerima aduan itu.

“Kami memegang asas praduga tidak bersalah kami juga belum bertemu dengan anak-anak itu (korban) baru dengan orang tuanya, nah kami juga harus bertemu dengan anak-anak itu seperti apa kejadiannya,” ujarnya saat ditemui dikantornya di Jalan Milono Gunung Pasir Balikpapan Kota.

Dia menyebut ada 3 orang tua yang mewakili 4 korban yang mengadu ke UPTD PPA. Esti sapaan akrabnya mengaku masih dalam tahap pendalaman keterangan.

Advokat UPTD PPA Kota Balikpapan: Muhammad Hilal, SH, C.Me

“Masih dalam pendalaman sudah ada 3 orang tua yang mewakili 4 anak, orang tua dengar cerita dari anaknya (telah dicabuli) nah kami juga harus mendengar dari anaknya, terus identitas anak juga perlu, kemarin hanya identitas orang tua sedangkan anak belum,” ujarnya.

Ditanya usia anak yang menjadi korban dugaan pencabulan, Esti menjawab berkisar dari umur 15 tahun hingga 16 tahun, yang diduga dicabuli oleh seorang pria di wilayah Balikpapan Utara.

“Kalau keterangan orang tua, ya anaknya jadi korban pencabulan,” tuturnya tanpa menyebut jenis pencabulannya.

Sementara itu, salah satu orang tua korban memberikan keterangan kepada awak media pada Rabu (6/10/2021) siang. Orang tua korban yang enggan disebutkan namanya menceritakan kejadian tidak senonoh yang dialami putrinya saat menimba ilmu di sebuah lembaga pendidikan di wilayah Balikpapan Utara.

Di mana putrinya mengaku diraba-raba di area dada oleh salah satu oknum pengasuh lembaga pendidikan tersebut. “Kalau anak saya dipegang bagian dadanya yang lain ada yang lebih parah, makanya kita ingin melanjutkan,” kata ayah korban saat dihubungi melalui sambungan telepon.

Kejadian tersebut sambungnya belum lama terjadi, di mana ketika itu putrinya digerayangi di area dada pada saat memasak di dapur. “Pada saat itu anak saya diminta memasak telur ceplok di dapur, lalu diraba bagian dadanya seperti itu kalau yang lain ada yang parah,” ujar.

Kelakuan bejat itu baru diketahui ketika salah satu rekan anaknya pada malam hari menghubungi orang tuanya untuk datang ke Lembaga Pendidikan tersebut karena ketakutan usai dicabuli sang oknum pengasuh.

“Pertama kali tahu, ada korban pada malam hari anak- anak ngaku telah menjadi korban cabul ada 9 orang yang mengaku dengan orang tuanya. Anak saya gak berani ngomong lalu saya bersama istri mendatangi lokasi kejadian dan menanyakan kepada anak saya, dia nangis menceritakan itu,” paparnya.

Mendapatkan informasi itu kemudian para orang tua wali mencoba mengkonfirmasi kepada oknum pengasuh lembaga pendidikan tersebut.

“Langkah yang dilakukan mendengar itu, lalu kami konfirmasi kepada yang bersangkutan dia sempat meminta kepada orang tua korban untuk tidak memperpanjang masalah karena ketika membesar katanya bisa hancur keluarganya. Dia harus menerima konsekuensi dia kan tokoh,” tegasnya.

Pasca kejadian itu oknum pengasuh lembaga pendidikan tersebut mengundurkan diri dengan dalih difitnah. “Dia mengumpulkan anak- anak mengaku difitnah lalu kami kaget fitnah apa kan dia sudah mengakui sendiri perbuatannya lalu dia mengundurkan diri,” cetusnya dengan nada geram.

Saat ini pihaknya bersama orang tua korban lainnya tengah berkonsultasi dengan Unit Pelaksana Teknis Daerah (UPTD) Perlindungan Perempuan dan Anak (PPA) Kota Balikpapan. “Sekarang pelaku sudah keluar dari Yayasan. Upaya yang dilakukan korban lain sedang berkonsultasi ke UPTD PPA untuk konsultasi. Anaknya dikonseling dulu,” tandasnya.

Dihubungi terpisah, Konselor Hukum UPTD PPA Kota Balikpapan Muhammad Hilal, SH, C.Me mengatakan bahwa secara resmi pihaknya bersama korban melaporkan kejadian tersebut ke Polda Kaltim.

Sekira pukul 16.45 Wita korban bersama Tim sedang melakukan proses pelaporan ke Sentra Pelayanan Kepolisian Terpadu (SPKT) Polda Kaltim.

“Sudah ada dua orang korban yang melapor ke Kepolisian barusan sudah kami laporan di SPKT kemudian ke Renakta dan divisum untuk proses selanjutnya kita tunggu dari Renakta,” timpalnya.

Hilal menambahkan, dalam pelaporan ke Polda Kaltim korban didampingi oleh orang tuanya, Pengacara UPTD PPA, Psikolog serta Pekerja sosial. “Kami harapkan diproses secepatnya tadi yang ikut mendampingi dua korban bersama orang tuanya serta dari UPTD PPA dan Pekerja Sosial,” sebutnya.

Hilal mengaku belum dapat membeberkan nama ataupun inisial oknum tersebut dikarenakan masih dalam proses pelaporan ke Kepolisian. “Maaf karena ini belum ditetapkan sebagai tersangka kami belum berani Mas,” tandasnya. (*)

banner 120x600
  • Bagikan

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *