CNBTV.CO.ID – BALIKPAPAN – Upaya penanganan kasus stunting terus digencarkan di Kota Balikpapan, salah satunya yang dilakukan Dinas Pemberdayaan Perempuan Perlindungan Anak dan Keluarga Berencana (DP3AKB) Kota Balikpapan.
Kepala DP3AKB Kota Balikpapan, Alwiati mengatakan, pertemuan ini untuk pengukuhan program ayah dan ibu angkat stunting sekaligus membahas audit kasus stunting di seluruh Kaltim dan Kaltara.
“Pada saat ini kita lakukan evaluasi sejauh mana upaya pemerintah dalam pelaksanaan audit kasus stunting di Kaltim,” ujar Alwiati kepada media, Selasa (29/11/2022).
Alwiati menambahkan, untuk di Kota Balikpapan jumlah stunting yang ditemukan ada 2.001 kasus di tahun 2022 dan sudah dilakukan pendampingan pada perjalanannya.
“Kami juga melakukan sampling untuk dilakukan audit intervensi secara sensitif dan spesifik. Ini yang kita lakukan, dimana kepala OPD dan ketua TPPS akan menyampaikan presentase bagaimana audit kasus stunting di masing-masing kabupaten kota,” jelasnya.
Kata Alwiati, penanganan stunting di Kota Balikpapan hasilnya cukup bagus, pendampingan yang dulakukan tidak hanya pada anak yang berisiko stunting tapi juga pada keluarga, ibu calon pengantin dan ibu hamil.
“Kami lakukan pendampingan supaya anaknya tidak stunting, selain itu hari ini juga ada penandatanganan komitmen dari filantropi dan pengukuhan sebagai ayah dan ibu angkat stunting,” tutur mantan Seketaris DKK Balikpapan ini.
Alwiati mengatakan, pihaknya sudah membuat tim percepatan penanganan stunting yang ada di Kota Balikpapan yang mana di dalamnya ada Tim Pendamping Keluarga yang diharapan kegiatannya bukan hanya dalam bentuk sosialisasi di satu tempat, tapi lebih banyak turun ke keluarga melakukan pendampingam dan melakukan intervensi secara terus-menerus.
“Sehingga anak yang kita bantu dan dilakukan pendampingan serta pencegahan stuntingnya bisa betul terpantau dan kembali sehat serta menjadi generasi berkualitas kedepannya,” ujar Alwiati.
Lanjut Alwiati menambahkan, kemudian DP3AKB juga bekerja sama dengan KUA yang ada disetiap Kecamatan yang juga berperan serta dalam memberikan penasehatan perkawinan, yang dilakukan tidak hanya dalam berumah tangga tapi bagaimana mempersiapkan calon pasangan yang akan menikah menjadi lebih baik setelah punya anak dan lebih sehat.
“Selama ini Tim pendamping keluarga sudah ada, hanya saja selama pandemi Covid-19 aktivitasnya kurang, karena kita tidak bisa bertatap muka langsung, dimana Tim Pendamping keluarga setiap kelurahan merekalah yang selalu hadir disetiap kegiatan pra nikah yang dilaksanakan di KUA,” tutupnya.