CNBTV.CO.ID – BALIKPAPAN – Untuk meningkatkan ekonomi para pelaku Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) Balikpapan, Dinas Perindustrian dan Koperasi (Disperindakop) dan UMKM kota Balikpapan melaksanakan pelatihan untuk pelaku usaha.
Kepala Disperindakop dan UMKM Balikpapan Heru Ressandy mengatakan sejauh ini Disperindakop sudah melaksanakan lima kali kegiatan pelatihan kepada para pelaku UMKM sejak Mei 2023. Hal ini berdasarkan informasi dari bidang industri kecil menengah.
Lanjutnya, pelatihan dilakukan kepada wirausaha baru yang sedang dalam pengembangan usaha dengan pembekalan teknis, seperti penetapan merek dagang, pembuatan sertifikat halal, sampai pembuatan kemasan.
“Masing-masing pertemuan kami mengundang 30 pelaku UMKM, sehingga total UMKM sampai Mei ada 150 pelaku usaha,” ucap Heru Ressandy saat ditemui di kantor DPRD Balikpapan, Jum’at (19/5/2023).
Sementara untuk pendaftaran izin usaha, pemerintah pusat sudah membuka layanan online melalui Online Single Submission (OSS) berbasis resiko. Sehingga para pelaku usaha tinggal menyesuaikan kebutuhan usahanya, dari berbasis resiko rendah, sedang dan berat.
Untuk pendaftaran berbasis berat, karena kemungkinan ada polusi udara, dan lainnya wajib mengedepankan beberapa permintaan persetujuan dari sekitar tempat usaha.
“Sementara untuk rendah dan sedang, para pelaku usaha cukup mudah melakukan pengurusan,” jelasnya.
Dirinya menerangkan, setiap pengajuan permohonan online mengikuti ketentuan klasifikasi baku usahanya, jangan sampai salah memilih. Dan ketika para pelaku usaha ingin berkonsultasi, Disperindakop telah membuka layanan dari pukul 08.15 – 14.00 Wita.
“Jadi kalau para pelaku usaha ada keraguan dalam mengurus, silakan berkonsultasi sebelum menginput semuanya, walaupun dalam penginputan ada perubahan atau perbaikan,” paparnya.
Menurutnya, sejauh ini sudah beberapa UMKM binaan di Balikpapan yang masuk dalam Go Internasional. Bahkan sudah dapat binaan dari DKUMKM ditambah dari Dinas Perdagangan, dan campur tangan dari Dinas Pemuda Olahraga dan Pariwisata (DPOP).
“Sampai sejauh ini kami juga masih meminta data dari Disdag sebagai pembanding, agar kami tahu sudah berapa binaan kami sampai ekspor, untuk yang belum akan terus kami dorong,” tutupnya