CNBTV.CO.ID – BALIKPAPAN, Sebagai salah satu kota yang mengikuti program 100 Kota Menuju Smart City, Balikpapan telah mendapat evaluasi tahap II atau penilaian tahun ini. Hasilnya, ada 19 rekomendasi yang harus dipenuhi. Nantinya, menjadi bahan penilaian kembali pada tahun depan.
Kepala Bappeda Litbang Balikpapan Murni mengatakan, Balikpapan bergabung dalam program 100 Kota Menuju Smart City sejak 2019. Kota Minyak termasuk daerah yang mengikuti tahap pertama dari program tersebut. Pemerintah pusat terus berupaya mendorong kota-kota di Tanah Air menuju smart city.
“Evaluasi ini dilakukan agar pemerintah daerah terus memiliki kewajiban yang juga menyangkut smart city,” katanya. Namun, tetap program yang dilaksanakan harus dapat mengatasi berbagai masalah yang terjadi di masing-masing daerah. Murni menjelaskan, program 100 Kota Menuju Smart City mendapatkan evaluasi setiap tahun.
Evaluasi ini terbagi dalam dua tahap. Tahap pertama, yakni pengumpulan data dan tahap kedua penilaian. Hingga kini, Balikpapan sudah melalui evaluasi tahap dua. “Nanti dibandingkan dengan kota lain yang juga masuk dalam program 100 Kota Menuju Smart City,” ucapnya.
Murni menambahkan, penilaian smart city ini melibatkan berbagai pihak. Mulai dari Kementerian Komunikasi dan Informatika, Institut Teknologi Bandung (ITB), Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, dan sebagainya. Total terdapat 19 rekomendasi atau arahan yang harus dipenuhi Balikpapan.
Baik rekomendasi dan tindak lanjut hasil evaluasi smart city 2022 maupun hasil evaluasi smart city 2023 tahap 1. “Sementara, sudah ada yang sambil berjalan dan ada yang belum,” sebutnya. Dia memberi contoh soal terbitnya perwali tentang pengurangan sampah plastik.
Pemkot Balikpapan harus menyertakan hasil atau dampak dari perwali tersebut. Termasuk keberhasilan dalam mengurangi pencemaran lingkungan dari terbitnya perwali. “Itu semua harus disampaikan dalam laporan, kami akan berikan data yang lebih detail,” imbuhnya.
Kemudian, rekomendasi lain seperti menerbitkan regulasi untuk limbah industri. Lalu, perlu upaya menaikkan rasio anggaran smart city terhadap APBD dan pembiayaan non-APBD, misalnya dari CSR. Selanjutnya, mengoptimalkan fungsi dewan smart city, tim pelaksana smart city, maupun forum smart city.
“Ada beberapa perguruan tinggi yang bisa diajak kerja sama,” ucapnya. Lebih lanjut, rekomendasi evaluasi misi dan visi daerah dengan program smart city. Kemudian meningkatkan literasi smart city kepada masyarakat. Serta pemanfaatan lebih luas pengembangan program strategi nasional melalui smart city, dan lain sebagainya.