CNBTV.CO.ID – Balikpapan – Pemerintah Kota Balikpapan terus berupaya merampungkan pembebasan lahan secara bertahap pada proyek pembangunan Embung Aji Raden di Balikpapan Timur.
Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Penelitan dan Pengembangan (Bappeda Litbang) Balikpapan, Murni mengatakan, terakhir kali telah dilakukan identifikasi dan penetapan peta bidang pembangunan Embung Aji Raden.
Kini hanya tersisa beberapa bidang yang belum rampung pembebasan. Kemudian, besar kemungkinan pembebasan lahan yang tersisa bisa dilanjutkan kembali pada tahun mendatang.
“Kemudian dibantu pemerintah provinsi (Kaltim) dalam penetapan dokumen pengadaan tanah,” ucap Murni kepada awak media, Rabu (10/7/2024).
Ia menuturkan, jika kini proyek pembangunan Embung Aji Raden masih dalam tahap pengadaan dokumen, maka pembebasan lahan baru dapat dimulai tahun 2025.
“Proses inilah yang membuat pembangunan Embung Aji Raden tidak bisa dalam waktu cepat dan singkat,” ujarnya.
Selanjutnya detail engineering design (DED) baru dapat dilakukan jika proses pembebasan lahan rampung. Sedangkan proyek fisik baru berjalan tahun 2026, dan perkiraan selesai pada tahun 2027.
Murni menyampaikan, bahwa pemerintah pusat memiliki keinginan Embung aja Raden sudah mulai bisa eksekusi pada 2025. Namun dengan tetap memperhatikan kondisi keuangan daerah.
“Sekarang kami masih menghitung dana keuangan daerah dalam APBD perubahan 2024 ini cukup atau tidak,” imbuh Murni.
Pembangunan Embung Aji Raden, kata dia, tentu membutuhkan dana yang sangat besar. Murni menyebut, Pemkot Balikpapan harus menyediakan Rp80 miliar hanya untuk pembebasan lahan. Hal itu belum termasuk biaya pengadaan pipa.
“Walau dulu ada kesepakatan pipa tersier distribusi primer dan sekunder dibantu Pemprov Kaltim. Namun tetap untuk pipa tersier distribusi air ke rumah penduduk harus melalui dana Pemkot Balikpapan,” akunya.
Dalam artian, kata Murni, dana yang dibutuhkan bisa lebih dari Rp100 miliar, baik untuk kebutuhan pengadaan lahan hingga pipa. Hingga air dari Embung Aji Raden dapat mengalir ke rumah warga.