CNBTV.CO.ID – BALIKPAPAN — Kota Balikpapan tengah dihadapkan pada sejumlah tantangan krusial yang tak bisa lagi ditunda penanganannya. Wakil Ketua DPRD Balikpapan, Budiono, menegaskan perlunya langkah konkret dan terukur dalam mengatasi persoalan stunting, krisis air bersih, hingga kondisi infrastruktur lingkungan yang belum optimal.
Pernyataan itu disampaikan Budiono dalam rapat paripurna DPRD yang digelar Senin (4/8/2025) di lantai 8 Gedung Parkir Klandasan, dalam rangka pembahasan akhir Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) 2025–2029. Rapat tersebut menghasilkan kesepakatan dari seluruh fraksi untuk mengesahkan RPJMD sebagai Peraturan Daerah.
Dalam pandangan akhir Fraksi PDI Perjuangan, Budiono menaruh perhatian besar pada prevalensi stunting yang masih tinggi di kota minyak tersebut. Ia menekankan bahwa persoalan ini tak cukup diselesaikan lewat retorika semata.
“Angka stunting kita masih tinggi. Target kami dalam lima tahun ke depan, angkanya bisa ditekan hingga nol. Tapi ini butuh kerja serius dari seluruh OPD,” kata Budiono di hadapan wartawan usai rapat.
Tak hanya soal gizi buruk kronis pada anak, ia juga menyoroti kondisi jalan lingkungan yang kerap dikeluhkan masyarakat. Menurutnya, pola tambal-sulam yang selama ini diterapkan justru menambah pemborosan anggaran.
“Kalau hanya ditambal, dua tahun juga sudah rusak. Harusnya diaspal menyeluruh—tipis tak masalah, asal berkualitas dan tahan lama,” ujarnya tegas.
Isu lain yang tak luput dari sorotannya adalah pengelolaan sumber daya manusia di tubuh birokrasi. Budiono menyayangkan masih adanya Aparatur Sipil Negara (ASN) yang ditempatkan tidak sesuai dengan kompetensi maupun latar belakang pendidikannya.
“Ada ASN berlatar belakang guru, tapi ditempatkan di posisi yang tidak sesuai. Ini seharusnya jadi catatan serius. Mutasi dan promosi harus berbasis merit dan regulasi yang berlaku,” jelasnya.
Masalah klasik air bersih kembali mencuat, terutama di wilayah Balikpapan Barat yang terletak di dataran tinggi. Budiono mengungkapkan dirinya sering menerima laporan dari warga terkait distribusi air yang tidak merata.
“Air sulit naik ke atas. Salah satu solusi konkret adalah menambah booster atau pompa distribusi di titik-titik kritis,” ujarnya.
Ia juga mendorong percepatan pembebasan lahan di kawasan Haji Raden, yang direncanakan menjadi lokasi pembangunan Sistem Penyediaan Air Minum (SPAM) baru. Menurutnya, proyek ini krusial dalam memperkuat ketahanan pasokan air di wilayah-wilayah rawan.
“Kami harap pembebasan lahan bisa dilakukan tahun depan. Ini harus jadi prioritas, karena air bersih adalah kebutuhan dasar yang tak bisa dikompromikan,” pungkasnya. (*)