CNBTV.CO.ID – BALIKPAPAN – Maraknya kasus kekerasan di lingkungan sekolah kembali menjadi sorotan. DPRD Balikpapan menilai, penguatan karakter dan kemampuan mengelola emosi sejak dini menjadi kunci utama untuk mencegah terjadinya tindak kekerasan di kalangan pelajar.
Wakil Ketua DPRD Balikpapan Budiono Sastro Prawiro menegaskan, pembentukan karakter anak tidak bisa dibebankan hanya pada pihak sekolah. Kolaborasi antara guru, orang tua, dan masyarakat mutlak diperlukan agar anak tumbuh dengan empati dan kemampuan mengendalikan diri.
“Upaya pencegahan harus dimulai sejak dini, baik di sekolah maupun di rumah. Penanaman karakter tidak cukup hanya di kelas, tetapi juga lewat pembiasaan di luar sekolah. Semua bermula dari rumah yang ramah anak,” ujar Budiono, pada Jumat (24/10/2025).
Menurutnya, keluarga merupakan sekolah pertama bagi setiap anak. Karena itu, peran orang tua menjadi fondasi utama dalam membentuk kepribadian anak sebelum berinteraksi dengan lingkungan yang lebih luas.
“Kalau dari rumah sudah kuat, anak akan punya benteng moral ketika menghadapi tekanan sosial di luar. Tapi kalau dari awal tidak dibekali kemampuan emosional dan moral, potensi melakukan kekerasan bisa muncul,” jelasnya.
Budiono menambahkan, kasus kekerasan di usia sekolah harus menjadi perhatian serius. Anak di usia tersebut seharusnya sudah memahami konsekuensi dari tindakannya. “Tindakan kekerasan bisa menimbulkan trauma psikis yang panjang bagi korban. Karena itu, pendidikan karakter harus menjadi bagian dari sistem pendidikan yang utuh,” tegasnya.
Ia juga mengingatkan bahwa di era digital, anak-anak sangat mudah terpapar perilaku negatif dari konten media sosial. Orang tua diharapkan lebih aktif melakukan pendampingan dan memberikan contoh yang baik dalam penggunaan teknologi.
“Anak-anak sekarang belajar dari apa yang mereka lihat di layar. Kalau tidak dibimbing, mereka bisa meniru hal-hal yang salah,” tuturnya.
Budiono berharap, penguatan karakter difokuskan pada nilai empati, saling menghargai, dan kemampuan mengelola emosi. Dengan begitu, anak-anak memiliki bekal kuat untuk menghadapi perbedaan pendapat maupun tekanan sosial, baik di sekolah maupun di masyarakat. (*)















