CNBTV.CO.ID – Balikpapan – DPRD Kota Balikpapan menilai penguatan sektor kuliner dan wisata dapat menjadi kunci dalam menggerakkan ekonomi masyarakat. Karena itu, DPRD mendorong agar Balikpapan memiliki ikon kuliner dan destinasi wisata khas yang bisa menjadi identitas daerah.
Anggota Komisi II DPRD Balikpapan, Suriani mengatakan, bahwa meskipun dikenal sebagai kota besar di Kalimantan Timur, Balikpapan hingga kini belum memiliki ikon kuliner maupun wisata yang benar-benar dikenal luas.
“Selama ini Balikpapan belum punya makanan khas yang menonjol. Amplang justru identik dengan Samarinda, sementara Yogyakarta punya Bakpia Pathok. Kami ingin Balikpapan juga punya kuliner yang bisa jadi kebanggaan,” ujar Suriani, Jumat (31/10/2025).
Menurutnya, keberadaan kuliner khas tidak hanya memperkuat citra kota, tetapi juga mampu menjadi magnet ekonomi, seperti halnya kawasan Malioboro di Yogyakarta yang memadukan wisata dan kegiatan ekonomi kreatif.
Untuk itu, Komisi II tengah berkoordinasi dengan para pelaku UMKM lokal guna menggali potensi kuliner yang bisa dikembangkan menjadi produk khas Balikpapan.
“Batik khas Balikpapan sudah ada, tapi untuk kuliner masih jadi pekerjaan rumah. Kami ingin muncul inovasi yang menggambarkan karakter kota ini,” tambahnya.
Selain sektor kuliner, DPRD juga tengah mendorong pengembangan destinasi wisata baru di Balikpapan Utara. Suriani menyebut lahan untuk proyek wisata tersebut sudah tersedia dan bahkan telah dihibahkan.
“Kami sudah meninjau lokasinya. Jalannya bagus, dan konsepnya mirip wisata kopi kelotok di Jawa. Mudah-mudahan bisa segera diwujudkan,” katanya.
DPRD berharap Pemerintah Kota Balikpapan memberikan dukungan anggaran agar kawasan wisata tersebut dapat dikembangkan menjadi destinasi baru yang mampu menggerakkan ekonomi masyarakat sekitar.
Tak hanya itu, Komisi II juga sedang menggodok rencana pembangunan pasar induk sebagai pusat distribusi bahan pangan utama kota.
“Kami ingin saat Kementerian Pariwisata berkunjung ke Balikpapan, kami sudah siap memaparkan rencana pengembangan wisata ini secara teknis,” pungkas Suriani.















