CNBTV.CO.ID – BALIKPAPAN — Upaya mengembangkan wisata kuliner di kawasan Balikpapan Barat terus menunjukkan hasil positif. Selama hampir empat tahun terakhir, Kelurahan Baru Ilir menjadi pusat pengembangan sektor ekonomi kreatif berbasis UMKM kuliner.
Program ini digagas oleh Taufik Qul Rahman, Ketua LPM Kelurahan Baru Ilir sekaligus Sekretaris Komisi II DPRD Kota Balikpapan. Ia juga merupakan anggota dewan dari daerah pemilihan Balikpapan Barat.
“Salah satu visi kami di LPM adalah meningkatkan perekonomian warga melalui jalur kuliner UMKM. Balikpapan Barat sebagai kawasan kota tua memiliki potensi besar dan harus dimajukan secara serius,” ujar Taufik, pada Senin (20/10/2025).
Menurutnya, Balikpapan Barat memiliki nilai historis penting sebagai kawasan pelabuhan pertama tempat kegiatan niaga terjadi sejak masa kolonial. “Kapal-kapal asing dulu berlabuh di sini, termasuk perdagangan rempah-rempah. Pelabuhan Klotok adalah salah satu pelabuhan tertua,” jelasnya.
Latar belakang sejarah ini menjadi pijakan dalam membangun identitas kawasan melalui wisata kuliner. Taufik, yang berasal dari keluarga pedagang, menyebut pengembangan kawasan dilakukan secara bertahap, dengan memanfaatkan ruang publik yang tidak mengganggu aktivitas warga.
“Kami mulai dari lokasi-lokasi pasif yang tidak banyak dilalui kendaraan atau aktivitas kerja, sehingga bisa dimanfaatkan untuk pusat kuliner,” ujarnya.
Salah satu titik yang kini ramai adalah Plaza Kebun Sayur (Bunsay), yang sebelumnya mati suri namun kini hidup kembali dengan kehadiran berbagai kafe dan pusat kuliner. “Karena kawasan ini menjadi pusatnya, tempat berkumpulnya pelaku UMKM dan anak muda,” lanjut Taufik.
Pembangunan kawasan dilakukan melalui berbagai sumber, termasuk dana aspirasi DPRD dan CSR perusahaan. Salah satu yang menjadi perhatian adalah pembangunan Gapura Kota Tua sebagai ikon baru Balikpapan Barat.
“Kami tiru dari beberapa kota seperti Batam, Bandung, Jogja, dan Bali. Nantinya, kawasan ini dilengkapi dengan videotron kecil seperti di Bali, dan desain trotoar tematik mirip Braga di Bandung,” kata Taufik.
Ia menambahkan, pengembangan yang dilakukan mencakup pemasangan paping warna-warni, taman, hingga videotron besar untuk siaran langsung seperti pertandingan sepak bola.
Di sisi lain, area depan panggung utama di Poni juga tengah dipersiapkan untuk menjadi ruang pameran, yang bisa dimanfaatkan oleh komunitas fotografi, wartawan, dan pelaku kreatif lainnya.
“Induk dari semua kegiatan tetap di Bunsay, dan alhamdulillah hampir semua fasilitas sudah rampung. Tinggal mengaktifkan saja,” ujarnya.
Hingga saat ini, tercatat sekitar 100 pelaku UMKM telah beraktivitas di kawasan Baru Ilir, dengan sekitar 27 di antaranya berada langsung di area wisata kuliner utama. Jumlah ini terus bertambah seiring perkembangan kawasan.
Taufik menyebut capaian ini merupakan hasil kerja kolektif selama dua periode dirinya menjabat sebagai Ketua LPM. “Ini adalah bentuk tanggung jawab kami atas amanah warga selama enam tahun terakhir,” pungkasnya. (*)