CNBTV.CO.ID – BALIKPAPAN – Minimnya produk Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) yang bisa masuk ke jaringan ritel modern mendapat sorotan dari Komisi II DPRD Balikpapan. Kondisi ini dinilai ikut memperlambat laju pertumbuhan ekonomi daerah karena produk lokal belum mendapat tempat di pasar yang lebih luas.
Anggota Komisi II DPRD Balikpapan, Suwanto, mengatakan masih banyak pelaku UMKM di Kota Minyak yang memiliki produk berkualitas. Namun, pemasaran menjadi kendala utama, terutama untuk bisa menembus pusat perbelanjaan dan jaringan ritel besar.
“Produk lokal kita sebenarnya sudah bagus, baik dari sisi kualitas maupun kemasan. Tapi akses mereka ke ritel modern masih terbatas. Pemerintah harus hadir untuk memfasilitasi,” ujarnya, pada Senin (3/11/2025).
Menurut Suwanto, kendala utama yang dihadapi pelaku UMKM adalah urusan administrasi dan biaya tambahan saat ingin menempatkan produknya di toko besar. Padahal, jika pemerintah melalui dinas terkait turun tangan menjembatani, peluang produk lokal bisa berkembang jauh lebih besar.
“Perlu ada kebijakan yang berpihak pada UMKM. Misalnya, setiap ritel modern diwajibkan menyediakan kuota khusus bagi produk lokal. Jadi produk Balikpapan bisa tampil sejajar dengan merek nasional,” jelasnya.
Suwanto juga menegaskan, dukungan pemerintah tidak cukup hanya sebatas membuka akses. Pembinaan perlu dilakukan agar pelaku UMKM siap bersaing di pasar modern. Termasuk soal standar kemasan, sertifikasi halal, izin edar, hingga label gizi.
“Kami berharap pemerintah tidak hanya membuka pintu, tapi juga membantu menyiapkan UMKM agar benar-benar siap masuk ke pasar modern. Karena UMKM ini yang selama ini jadi penggerak ekonomi kota,” tambahnya.
Ia optimistis, jika produk lokal diberi ruang di ritel besar, dampaknya akan langsung terasa pada pertumbuhan ekonomi dan penyerapan tenaga kerja.
“Setiap produk lokal yang masuk ke pasar modern berarti membuka peluang kerja baru. Ini bentuk pemberdayaan yang nyata dan bisa dirasakan langsung oleh masyarakat,” pungkasnya. (*)
