CNBTV.CO.ID – Balikpapan, Dinas Pangan Pertanian dan Perikanan (DPPP) Kota Balikpapan terus memberikan pelatihan pembuatan pupuk organik atau kompos. Upaya ini dilakukan menyusul semakin sulitnya ditemukan pupuk an organik subsidi karena aplikasi untuk pembeliannya mengalami perubahan.
Kepala Dinas Pangan Pertanian dan Perikanan (DPPP), Heria Prisni mengatakan, untuk membeli pupuk subsidi harus menggunakan aplikasi dengan jenis padi, cabai dan bawang.
“Sedangkan petani di Balikpapan masuk dalam petani hortikultura, sehingga sebagian besar petani di Balikpapan tak bisa mendapatkan pupuk subsidi,” ujarnya, Minggu (22/10/2022).
Saat ini, kata Heria dengan dalam kondisi curah hujan yang cukup tinggi, sehingga membuat ongkos produksi para petani lebih besar.
“Walaupun hujan sebentar saja tergenang masih aman. Untuk padi sawah. Dan tanaman hortikultura tergenang sebentar kemudian disiram. Ongkos produksi yang tinggi. Habis hujan lebat disiram lagi karena lumpurnya,” paparnya.
Kendala yang dihadapi petanu saat ini, sambungnya, adalah menebus pupuk bersubsidi.
“Untuk hortikultura nggak bisa menebus karena yang bisa menebus padi, cabai, dan bawang. Solusinya petani menggunakan pupuk sendiri atau organik,” ungkapnya.
Karena itu, upaya yang dilakukan adalah mengundang kelompok tani untuk bisa membuat pupuk organik untuk mengurangi pupuk kimia.
“Supaya mengurangi penggunaan pupuk tidak bersubsidi. Karena kalau menggunakan pupuk nonsubsidi ongkos produksinya naik tiga kali lipat,” jelasnya.
Heria memaparkan hal ini terjadi sejak awal Agustus 2022 sehingga sejak dua bulan ini petani tidak menggunakan pupuk nonsubsidi.
“Sudah dua bulan mereka (petani) tidak bisa menggunakan pupuk bersubsidi. Yang terdampak 4 ribu petani. Pakai aplikasi jenis hortikultura. Sementara di aplikasi harus jenisnya tanaman,” ungkapnya.
Untuk itu, Pemkot Balikpapan melalui DPPP menyurat ke Pemerintah Pusat dan Provinsi Kaltim untuk merevisi dalam menebus pupuk bersubsidi agar petani yang sudah masuk hortikultura bisa memperoleh pupuk subsidi.
“Kita bersurat ke pusat untuk merevisi aplikasinya khususnya dalam menebus pupuk subsidi supaya petani yang tanam cabai tetapi sudah masuk Hortikultura dapat pupuk bersubsidi,” tutupnya.