Cegah Anemia dan Stunting, TTD Akan Diberikan Seminggu Sekali

  • Bagikan
Dinas Kesehatan Kota Balikpapan (Dinkes) Kota Balikpapan telah menetapkan Pemberian Tablet Tambah Darah (TTD) akan dilaksanakan secara terus menerus disetiap hari Jumat disetiap minggunya. Rabu (26/10/2022).

CNBTV.CO.ID – Balikpapan, Pemkot Balikpapan melalui Dinas Kesehatan Kota Balikpapan (Dinkes) Kota Balikpapan telah menetapkan Pemberian Tablet Tambah Darah (TTD) akan dilaksanakan secara terus menerus disetiap hari Jumat disetiap minggunya.

Upaya ini dilakukan untuk mencegah terjadinya anemia pada peserta didik untuk jangka pendeknya, sedangkan jangka panjangnya sebagai bentuk persiapan remaja putri untuk menjadi calon ibu yang sehat kedepannya. Sehingga mengurangi terjadinya kasus stunting.

Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Balikpapan, Andi Sri Juliarty saat kegiatan Aksi Bergizi.

“Kegiatan ini akan berlangsung terus dan untuk di Balikpapan ditetapkan setiap hari Jumat,” ujarnya, Rabu (26/10/2022).

Dio sapaan akrabnya menambahkan, Dinkes Kota Balikpapan telah berkomitmen menyiapkan vitamin tersebut yang akan di salurkan ke seluruh sekolah secara terus menerus disetiap hari Jumat disetiap minggunya.

“Pemerintah berkomitmen menyiapkan vitaminnya, baik dari pusat, maupun pengadaan oleh APBD kota Balikpapan. Jadi kami menyalurkan vitamin Tablet Tambah Darah dari puskesmas ke sekolah melalui guru pengelola UKS-nya,” tegasnya.

Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Balikpapan ini berharap para pelajar dapat mengkonsumsi vitamin tersebut secara mandiri di rumah.

Dimana, tujuan mengkonsumsi vitamin tersebut dalam jangka pendek adalah mencegah anemia pada anak terutama remaja putri.

Sedangkan tujuan jangka panjangnya adalah sebagai bentuk persiapan remaja putri untuk menjadi calon ibu yang sehat kedepannya. Sehingga mengurangi terjadinya kasus stunting.

Untuk itu, Dio mengimbau untuk para remaja se-kota Balikpapan agar melalukan pola hidup sehat.

“Selain tablet tambah darah, yang penting juga adalah konsumsi makanan bergizi dan olahraga. Jadi 3 ini yang harus dijalankan bersama sama,” ucapnya.

Sebagaimana diketahui, anemia merupakan salah satu masalah kesehatan masyarakat di Indonesia yang dapat dialami oleh semua kelompok umur mulai dari balita sampai usia lanjut.

Pada Riskesdas 2013 menunjukkan bahwa prevalensi anemia pada perempuan usia lebih dari 15 tahun sebesar 22,7 persen sedangkan prevalensi anemia pada ibu hamil sebesar 37,1 persen.

Selain itu pula remaja putri ( rematri ) rentan menderita anemia karena banyak kehilangan darah pada saat menstruasi, rematri yang memasuki masa pubertas mengalami pertumbuhan pesat sehingga kebutuhan zat besi juga meningkat serta diet yang kadang keliru di kalangan rematri.

Rematri yang menderita anemia berisiko mengalami anemia saat hamil. Hal ini akan berdampak negatif terhadap pertumbuhan dan perkembangan janin dalam kandungan serta berpotensi menimbulkan komplikasi kehamilan dan persalinan , bahkan menyebabkan kematian ibu dan anak.

banner 120x600
  • Bagikan

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *