CNBTV.CO.ID – BALIKPAPAN – Dalam rangka mengantisipasi kenaikan harga jelang Natal dan Tahun baru, Dinas Perdagangan (Disdag) Kota Balikpalan bersama Bank Indonesia, dan Gerakan Nasional Pengendalian Inflasi Pangan (GNPIP) menggelar pasar murah di gedung parkir Klandasan, Balikpapan Kota, Senin (12/12/2022).
Kegiatan yang dilaksanakan selama 5 hari sejak 12 Desember hingga 16 Desember mendatang, diikuti 16 stand diantaranya dari rentail modern dan para distributor.
Seperti Indoguna Balilpapan, CV Citra Utama, Kios KTI, RNI dan PPI, Lottemart, Farmers Market,Hypermart,UD Miami, PT Kumala Niaga Tama, Wilmar Group, Kutai Ternak Mandiri, Artam Kumala Jaya, Ciomas Adi Satwa, Mitra Dinas Pangan, Bulog Kaltimra.
Bahan kebutuhan pokok yang disediakan diantaranya yakni beras, minyak goreng kemasan, daging ayam dan daging sapi beku, telur, gula, terigu, susu, dan bahan kebutuhan lainnya.
Harga yang ditawarkan relatif lebih murah dibandingkan di pasar. Diantaranya untuk minyak sayur dijual Rp13 ribu per liter. Telur sepiring Rp55 ribu yang sekarang ini mencapai Rp60-65 ribu. dan bawang putih Rp25 ribu satu kilogram.
Kepala Disdag Kota Balikpapan Arzaedi Rachman mengatakan, Pemkot Balikpapan menyambut baik dab mengapresiasi atas dilaksanakannya pasar murah dalam rangka menyambut natal dan tahun baru dengan memenuhi kebutuhan pokok.
“Pasar murah ini agenda rutin setiap tahun dilaksanakan, namun tahun ini atas inisiasi badan pangan nasional,” ujar Arzaedi Rachman kepada media, Senin (12/12/2022).
Diharapkan pasar murah dapat membantu masyarakat jelang perayaan natal 2022 dan tahun baru 2023 dan momentum ini untuk saling berbagi.
“Kami juga berharap pasar murah dimanfaatkan dengan tidak melakukan aksi borong yang berlebihan dan menimbun yang memicu naiknya barang pokok,” kata Arzaedi
Sedangkab untuk ketersediaan bahan pokok sampai awal tahun 2023 secara umum masih cukup, sehingga masyrakat tidak perlu sampai panic buying.
“Kebutuhan pokok kita masih aman, warga diminta untuk tidak khawatir, karena pasokan kita aman,” kata Arzaedi.
Untuk dijetahui, Badan Pangan Nasional mendorong agar Dinas Pangan di 34 provinsi di Indonesia untuk dapat memfasilitasi kegiatan pendistribusian pangan dari daerah surplus ke daerah yang defisit.
Selain itu juga perlu dilaksanakan kegiatan pasar murah baik di daerah yang mengalami surplus maupun defisit pangan. Kedua intervensi itu diharapkan dapat mengendalikan kenaikan harga komoditas pangan dalam dua bulan ke depan utamanya mengantisipasi lonjakan harga jelang Natal dan Tahun Baru.
“Kami juga sudah meminta agar operasi pasar atau GPM (Gelar Pangan Murah) ini bisa direncanakan dalam dua bulan ini sehingga dalam menjelang nataru pun harga tidak melonjak. Kedua kegiatan ini bisa dikoordinasikan oleh provinsi dan kami minta dalam dua Minggu, provinsi sudah bisa menyampaikan perencanaan di masing-masing kabupaten/kota,” kata I Gusti Ketut Astawa.
Di bulan September 2022, komoditas beras menjadi kontributor tertinggi terhadap inflasi pangan nasional sebesar 4,0 persen. Tren peningkatan harga beras telah terjadi sejak bulan Juli 2022.
Deputi Bidang Statistik Distribusi dan Jasa, Badan Pusat Statistik (BPS), Setianto mengungkapkan sampai dengan Minggu ke 4 Oktober, beras menjadi komoditas yang menyumbang kenaikan harga di 34 provinsi, selanjutnya minyak goreng di 31 provinsi dan gula pasir di 29 provinsi.
“Selebihnya tersebar pada berbagai komoditas pangan seperti bawang merah, ini ada 23 provinsi, daging sapi 18 provinsi, telur ayam ras, tepung terigu dan lain-lain,” jelas Setianto dalam kegiatan yang sama.
Sekretaris Direktorat Jenderal Hortikultura, Kementerian Pertanian, Retno Sri Hartati Mulyandari menjelaskan berdasarkan Prognosa Neraca Pangan Nasional Januari hingga Desember 2022 dapat dipastikan ketersediaan pangan strategis dari produksi dalam negeri cukup aman hingga akhir tahun 2022, namun untuk komoditas kedelai, bawang putih, daging sapi/kerbau, dan gula konsumsi masih harus dipenuhi dari impor.
“Untuk kedelai ini masih cukup rawan karena neracanya masih di posisi –kurang- 2,4 juta –ton-. Nah inilah pekerjaan rumah kita bersama. Juga bawang putih. Bawang putih ini juga di posisi masih kurang di neracanya 462.679 ton,” kata Retno.
Menurut Retno, produksi beras di tahun 2022 untuk konsumsi pangan penduduk diperkirakan sekitar 32.07 juta ton, mengalami peningkatan sebanyak 718.03 ribu ton atau 2,29 persen dibandingkan produksi beras di 2021 yang sebesar 31.36 juta ton.