BALIKPAPAN – Angka kemiskinan di kota Balikpapan alami penurunan dibanding tahun sebelumnya. Hal ini disampaikan langsung oleh Kepala Dinas Sosial (Dinsos) kota Balikpapan Edy Gunawan kepada awak media, Senin (10/7/2023).
Terkait hal itu, Edy mengatakan, Dinsos telah mencatat angka kemiskinan di tahun 2023 ini sekitar 51.648 KK dengan jumlah 121.242 jiwa. Sementara di tahun 2022 lalu kemiskinan mencapai 60 ribu KK.
“Yang jelas angka kemiskinan di Balikpapan mengalami penurunan dari tahun kemarin (2022, red),” ucapnya.
Dipaparkan, adapun salah satu penyebab tingginya angka kemiskinan terjadi karena pandemi covid-19. Sehingga banyak orang yang di PHK di tempat kerjanya.
“Hanya saja di tahun 2023 ini ekonomi telah kembali normal,” jelasnya.
Meski begitu, ia jelaskan untuk Balikpapan masih aman terkendali, termasuk dengan kemiskinan ekstrem. Kemudian dalam mengentaskan kemiskinan ini pihaknya juga ada beberapa program, salah satunya penanganan masalah anak jalanan pasca penertiban.
“Kami akan rencang aturannya, bagaimana termasuk penanganan pengemis dan lain-lain,” pungkasnya.
Dinsos Balikpapan juga akan mempersiapkan tim gabungan, untuk memberikan rehabilitasi bagi anak sesuai SOP (Standar Prosedur Operasional).
“Jadi ini juga salah satu shok terapi bagi mereka. Kalau tidak, itu akan berjalan terus,” bebernya.
Berdasarkan data dari Dinsos Balikpapan, persebaran Anjal selama tiga tahun terakhir mengalami peningkatan.
Sejak 2021, kata Edy, Dinsos Balikpapan menjaring tiga Anjal. Kemudian di tahun 2022, jumlah Anjal yang ditertibkan mencapai 27 orang.
Menurutnya, pola asuh anak dan himpitan ekonomi menjadi faktor munculnya fenomena Anjal di Kota Balikpapan.
“Selain itu, karena orang tua yang terlalu memberi kebebasan kepada anak. Atau memang karena kondisi ekonomi tadi, sehingga orang tua melakukan eksploitasi anak, kemudian muncul lah Anjal,” jelasnya.