Pemkot Balikpapan Sudah Siapkan Desain Flyover Sejak Tahun 2013

  • Bagikan

CNBTV.CO.ID – BALIKPAPAN, Pembangunn jalan layang atau Flyover simpang Rapak akhirnya kini menemui titik terang.

Hal itu berdasarkan kesepakatan saat kunjungan rombongan Komisi V DPR RI di simpang Rapak, Kecamatan Balikpapan Tengah, Kamis (16/11/2023).

Kegiatan dipusatkan di Stasiun Pengisian Bahan bakar Gas (SPBG) Rapak.

Dalam kunjungannya, Komisi V DPR RI merekomendasikan dan mendorong pemerintah pusat memberikan solusi dengan pembangunan Flyover.

Terkait itu, Sekertariat Daerah (Sekda) Pemerintah Kota (Pemkot) Balikpapan Muhaimin mengatakan untuk rancangan Detail Engineering Design (DED) Flyover sudah ada sejak tahun 2013.

“Bisa dilihat kemarin itu, di luar ada kami perlihatkan juga, itu desain awal sejak 2013,” kata Muhaimin di Balai Kota, Jalan Jenderal Sudirman, Kelurahan Klandasan Ulu, Kecamatan Balikpapan Kota, Jum’at (17/11/2023).

Rancangan itu bahkan sudah ditinjau oleh Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Kaltim, tahun 2019.

Desain awal itu terlihat jalan layang alias Flyover dimulai dari pertokoan di Jalan Soekarno Hatta Kilometer Km 1, dan memiliki ujung tak jauh dari jembatan berkelir kuning hitam menuju SDN 004 Bakikpapan Utara.

Kendati demikian, realisasi itu tak jua berjalan, dan justru usulan lain yang diterima Pemkot Balikpapan yakni pembangunan Underpass.

Sementara dalam kunjungan, Direktur Pembangunan Jalan Ditjen Bina Marga Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Wida Nurfaida menyampaikan pembangunan underpass dinilai tidak cocok.

“Melihat kontur di kawasan itu untuk underpass tidak cocok, dan yang paling realistis itu adalah pembangunan flyover,” katanya di sela kunjungannya bersama Komisi V DPR RI.

Jika melihat desain yang telah dipaparkan, Wida menyebutkan tentu butuh anggaran fantastis.

“Dilihat dari desain lama, kebutuhan anggaran pembangunan flyover ini mencapai Rp500 miliar,” sebutnya.

Itu juga digunakan untuk pembebasan lahan, jika dilihat dari desain lama, lahan yang dibebaskan 1,5 hektare.

“Rp300 miliar bisa digunakan untuk pembebasan lahan,” ujarnya.

Sementara itu, untuk sisanya yakni Rp200 miliar bakal digunakan untuk pembangunan konstruksi flyover, menurut Wida angka itu tidak terlalu besar.

“Ini tidak terlalu besar dan masih memungkinkan dibiayai (pemerintah) pusat,” pungkasnya

banner 120x600
  • Bagikan

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *