Dampak IKN, Perhotelan Butuh Tenaga Kerja Lebih Banyak

  • Bagikan

CNBTV.CO.ID – Balikpapan – Sebagai daerah penyangga IKN, Kota Balikpapan bisa semakin berkembang dan berpotensi di sektor tenaga kerja perhotelan.

Kepala Dinas Tenaga Kerja (Disnaker) Balikpapan, Ani Mufaidah menerangkan, lowongan kerja di sektor perhotelan masih terbuka lebar. Terlebih lagi Kaltim sebagai Ibu Kota Nusantara (IKN).

“Salah satu yang memberikan dampak positif dalam pertumbuhan ekonomi di wilayah sekitarnya adalah meningkatkan lowongan pekerjaan, terutama di sektor perhotelan,” ucap Ani Mufidah kepada media, Jumat (30/8/2024).

Dikatakan, hunian hotel selalu penuh dikarenakan adanya IKN, sehingga rekrutmen tenaga kerja di perhotelan Balikpapan turut naik, bahkan banyak hotel yang membuka job fair saat 17 Agustus,” terangnya.

Sementara untuk IKN, Ani mengatakan tidak ada rekrutmen langsung untuk proyek di IKN yang dilakukan Disnaker Balikpapan.

“Tapi dampak pembangunan IKN terasa signifikan di sektor perhotelan. Sehingga Disnaker Balikpapan membuat catatan data riil pencari kerja dan lowongan pekerjaan setiap bulan di Kota Balikpapan,” imbuhnya.

Dirinya melihat fenomena selektifitas pencari kerja terjadi di Kota Balikpapan, terutama di kalangan anak muda.

“Kalau pencari kerja bermasalah sih tidak, tapi kalau anak Balikpapan itu pilih-pilih kerja, itu sudah bukan rahasia,” jelasnya.

Diterangkan, bahwa Kaltim provinsi dengan kekayaan alam dan budaya yang memukau, tak dipungkiri menjadi salah satu primadona pariwisata Indonesia.

Industri perhotelan di wilayah ini pun turut berkembang pesat, menandakan tingginya minat wisatawan untuk menjelajahi pesona Bumi Etam.

Namun, di balik gemerlapnya industri ini, terdapat fakta menarik yang perlu disorot. Yaitu penurunan Tingkat Penghunian Kamar (TPK) hotel klasifikasi bintang pada Maret 2024.

Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) Kaltim, TPK hotel klasifikasi bintang pada Maret 2024 hanya mencapai 53,49 persen. Angka ini menunjukkan penurunan sebesar 7,00 poin persen dibandingkan Februari 2024 dan 3,95 poin persen dibandingkan Maret 2023.

Penurunan ini tentu menjadi sebuah tanda tanya bagi para pemangku kepentingan di industri pariwisata Kaltim.

Berbagai faktor diyakini menjadi penyebab di balik penurunan TPK ini. Salah satunya adalah kondisi ekonomi global yang masih belum stabil akibat pandemi COVID-19. Faktor lain yang tak kalah penting adalah perubahan tren pariwisata, di mana wisatawan kini lebih selektif dalam memilih destinasi dan akomodasi.

Ditambah lagi, faktor musiman juga turut berkontribusi pada penurunan TPK di bulan Maret. Yang umumnya merupakan periode low season bagi pariwisata.

Meskipun TPK mengalami penurunan, terdapat fakta menarik dari data BPS. Rata-rata lama menginap tamu hotel klasifikasi bintang pada Maret 2024 mencapai 1,74 hari.

Bandara Sultan Aji Muhammad Sulaiman Sepinggan menjadi satu-satunya pintu masuk bagi wisman yang berkunjung ke Kaltim. Sehingga perlu dioptimalkan potensinya sebagai gerbang utama pariwisata.

Meskipun industri pariwisata Kaltim dihadapkan pada berbagai tantangan, peluang untuk bangkit dan berkembang tetap terbuka lebar.

Peningkatan promosi pariwisata, diversifikasi produk wisata, dan peningkatan infrastruktur menjadi kunci utama untuk menarik lebih banyak wisatawan. Baik domestik maupun internasional.

Pemerintah daerah, pelaku usaha pariwisata, dan masyarakat perlu bersinergi dalam upaya membangkitkan kembali industri pariwisata Kaltim.

Diversifikasi produk wisata, seperti wisata bahari, ekowisata, dan wisata budaya, dapat menjadi daya tarik baru bagi wisatawan.

banner 120x600
  • Bagikan

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *