CNBTV.CO.ID – BALIKPAPAN – Penanganan pencegahan banjir masih menjadi pekerjaan rumah yang mendesak bagi Pemerintah Kota Balikpapan. Hal itu terungkap dalam kegiatan reses dari Wahyullah Bandung selaku anggota Komisi III di DPRD Balikpapan. Di mana warga yang bermukim di perumahan PT Pos Indonesia (Posindo) mengeluhkan banjir yang merendam kawasan mereka tinggal.
Saat ditemui awak media, Wahyullah mengatakan, beberapa aspirasi yang diserap dirinya saat reses di Perumaham Posindo, tepatnya di Lapangan Volly, kegiatan tersebut dihadiri warga sekitar. Usulan warga di antaranya terkait banjir di perumahan posindo menjadi perbincangan hangat, juga permasalahan air baku PTMB, penambahan PJU dan pengecoran jalan.
Ia menyampaikan, banjir di Kota Balikpapan bisa diatasi dengan pendekatan yang sistematis dan berkelanjutan. Tapi upaya itu memerlukan lebijakan yang tepat dan sinergi yang kuat. Tinggal bagaimana pemerintah setempat bisa meyakinkan warga dalam program penanganan banjir yang sudah berjalan selama ini.
“Daerah itu memang langganan banjir. Setiap hujan 2 atau 3 jam pasti tergenang di situ. Perumahan Posindo namanya. Keluhannya tentu berhubungan dengan itu. Banyak tadi yang menyampaikan bagaimana mengatasi banjir di sana,” ujarnya, pada Jumat (15/11/2024).
Lanjut Wahyullah, sebagai langkah konkret, pemerintah setempat dalam penanganan banjir harusnya membangun pengendali banjir (bendali). Meski ada beberapa solusi berdasarkan informasi dari Dinas Pekerjaan Umum (DPU). Yakni dengan memperlebar saluran dan rumah pompa. Memang semuanya memerlukan kajian dan anggaran dalam realisasinya.
“Ada tiga solusi dari DPU sebenarnya. Mulai dari pelebaran saluran, bangun bendali hingga membuat rumah pompa. Mungkin rumah pompa itu solusi yang paling murah dari pada yang lainnya. Tapi memang belum ada realisasi lanjutan,” jelasnya.
Menurut Wahyullah, pihak masyarakat tentu menunggu kelanjutan dari tawaran solusi dari pemerintah. Apalagi untuk membangun bendali memerlukan anggaran yang cukup besar. Karena masih ada biaya pembebasan lahan. Lalu untuk pelebaran saluran harus menyesuaikan dengan lahan yang ada di kawasan tersebut.
“Serba salah juga. Di satu sisi pemerintah perlu mempercepat penanganan banjir. Di sisi lain tanah untuk membangun bendali itu sudah mahal harganya. Jadi masyarakat memang kasihan karena setiap hujan pasti banjir,” ucapnya.
Wahyullah berharap persoalan banjir yang masih terjadi di Balikpapan mendapatkan perhatian serius dari semua pihak. Termasuk dukungan dan kolaborasi antara pemerintah dan masyarakat. Harapannya tentu solusi yang diusulkan dapat mengurangi dampak banjir dan memberikan rasa aman bagi warga. (*)